MAKALAH ALAT UKUR LISTRIK
DENGAN MULTITESTER
Di Susun Oleh :
Thoifur Kholis ( 062111177)
Afif Ristiyanto ( 062111157)
Andzikri Rohman (062111159)
Bacharuddin Yusuf (062111160)
Dama Setiyawan (062111162)
Laode Swuardin( 062111181)
Afif Ristiyanto ( 062111157)
Andzikri Rohman (062111159)
Bacharuddin Yusuf (062111160)
Dama Setiyawan (062111162)
Laode Swuardin( 062111181)
Teknik Elektro
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TH 2011/ 2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrokhim.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Bismillahirrohmaanirrokhim.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Alat Ukur Listrik Dengan Multitster”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengukuran Alat Ukur Listrik.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, terutama Diri sendiri , Keluaraga dan Teman-teman semua
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Semarang 18 April 2012
Penulis
ALAT UKUR LISTRIK ( MULTITESTER)
- PENGENALAN ALAT UKUR MULTITESTER
Multitester adalah alat ukur yang dipakai untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah
pengertian multitester. secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multitester masih bisa digunakan untuk
beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan
sebagainya. Ada juga yang
menyebut sebagai VOM
(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter),
maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital
atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih
akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori
dapat mengukur listrik AC,
maupun listrik DC.
1.
Definisi
Pengukuran
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti
tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan
alat ukur listrik.
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan
menggunakan jarum dan membaca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik
digital yang praktis dan hasilnya tinggalmembaca pada layar display (Gambar
8.1).
Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk
mengukur beberapa besaran,misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC,
resistansi kita menyebutnya Multitster Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai
alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik
saja. Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal,
ekonomis, dan praktis (Gambar 8.2). Namun alat ukur digital makin luas
dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan
penunjukannya makin akurat dan presisi.
Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang
harus dipahami, diantaranyaalat ukur, akurasi, presisi, kepekaan,
resolusi, dan kesalahan.
a. Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran
dari kuantitas atauvariabel.
b. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya
dari variabel yang diukur.
c. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses
pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya. Gambar
8.1 Tampilan multitester digital Gambar 8.2 Multitester listrik analog
d. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur
perubahan input atau variable yang diukur.
e. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu
ditanggapi oleh alat ukur.
f. Kesalahan,
angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
2.
Sistem
Satuan
Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua
sistem satuan, yaitu sistemmetrik (dipelopori Prancis sejak 1795).
Amerika Serikat dan Inggris juga menggunakan sistemmetrik untuk kepentingan
internasional, tapi untuk kebutuhan lokal menggunakan sistemCGS
(centimeter-gram-second). Sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI
Unit) sebagai kesepakatan internasional.
Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena
sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas
internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang
dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi,
induktansi, kemagnetan, dan temperatur.
1. Standar amper
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus
konstan yang dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak
1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m
panjang.
2. Standar resistansi
Menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin
resistansi 1 yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur
rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan
temperatur atmosfer.
3. Standar tegangan
Ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H
memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan
tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu
ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi
SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan
diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar
kapasitansi (farad).
5. Standar Induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi
dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan
diperoleh.
3.
Alat
Ukur Listrik Analog
Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi
awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan
mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet
permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum
penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk (Gambar 8.4).
Gambar 8.4
Komponen alat ukur listrik analog
Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros
kumparan putar yang diatur kekencangannya (Gambar 8.5).
Jika terlalu
kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor jarum akan mudah goncang.
Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada skala nol
meter.
Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan
bereaksi begitu mendapat sinyal listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang
menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak
ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan. Untuk itu digunakan
peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah sebagai
penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara (Gambar 8.6).
Pada meter dengan
kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis besi putar seperti
meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas.
Bentuk skala memanjang saat kini jarang ditemukan. Bentuk
skala melingkar dan skala kuadran banyak dipakai untuk alat ukur voltmeter dan
ampermeter pada panel meter (Gambar 8.7).
a.
Multitester Analog
Multitester salah satu meter analog yang banyak dipakai
untuk pekerjaan kelistrikan dan bidang elektronika (Gambar 8.8).
Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu
1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas
ukur 0-500 V, pengukuran tegangan DC dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500V.
2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan
batas ukur 0-50 µA dan 0-15 A, pengukuran arus listrik AC 0-15 A.
3. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1Ω.-1M Ω
4.
Alat
Ukur Digital
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan
berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter
digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur
°C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi
nF (Gambar 8.9).
Pada dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat
analog. Blok diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal
analog, analog to digital converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display
digital (Gambar 8.10).
Gambar 8.10
Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan,
karena tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input. Sinyal
input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal
digital dengan (ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau
mikroprosessor dengan program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam
sistem memori digital. Informasi digital ditampilkan dalam display atau
dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display digital akan menampilkan angka
diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot
matrik 5 x 7 (Gambar 8.11).
Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0
tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON. Gambar 8.9
Tampilan penunjukan digital Gambar 8.12 Multimeter digital AC dan DC
B. MANFAAT PENGGUNAAN MULTITESTER.
Multitesteradalah alat
ukur yang terdiri dari gabungan beberapa alat ukur yang dijadikan satu.
Multimeter standar biasanya terdiri dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohm meter
sehingga multitester sering juga disebut dengan AVO
meter.
Fungsi/ manfaat Multitester :
1. Mengukur tegangan DC/ voltmeter
2. Mengukur tegangan AC/voltmeter
3. Mengukur kuat arus DC/ampermeter
4. Mengukur nilai
hambatan sebuah resistor/ohm meter
Fungsi
tambahan :
5. Mengecek hubung-singkat
/ koneksi
6. Mengecek transistor
7. Mengecek kapasitor
elektrolit
8. Mengecek dioda
9. Mengecek induktor
10. Mengukur suhu (type
tertentu)
C. PENGGUNAAN
MULTITESTER
Pembacaan hasil ukur multimeter:
o
Pada multimeter digital nilai yang diukur bisa langsung
dibaca pada display
o
Pada multimeter analog nilai yang diukur diperoleh dari
penunjukan jarum pada papan skala lalu dicocokkan dengan batas ukur.
- Membaca skala Ohmmeter :
o
Skala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling
atas, ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah kanan dan disebelahnya
ada simbol ohm.
o Untuk menentukan
nilai resistor yang diukur caranya adalah dengan mengalikan angka yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk dikalikan dengan batas ukur.
o Contoh : misal jarum
menunjuk ke angka 5 dan posisi batas ukur pada X100, maka nilai resistor
tersebut adalah 5 X100 = 5.000 ohm atau 5Kohm.
o Pada beberapa
multimeter ada yang papan skalanya dibedakan antara skala X1 dan skala X1K.
- Membaca Skala Voltmeter-Amperemeter (V-A) :
o Skala V-A biasanya
terletak dibawah skala ohmmeter, ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah
kiri dan disebelahnya ada tanda V-A.
o Berbeda dengan
ohmmeter, skala V-A biasanya ada lebih dari satu, berdasarkan batas ukur yang
ada.
o
Contoh: multimeter
yang mempunyai batas ukur 0.25, 2.5, 10, 50, 250, dan 1000 maka ada 3
ukuran skala yaitu 10, 50 dan 250.
o
Cara pembacaannya
adalah langsung menentukan nilai sesuai dengan angka yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk dengan memperhatikan ukuran skala mana yang dipakai.
o Misal kita
menggunakan batas ukur 2.5 maka ukuran skala yang dipakai adalah yang skala
250V lalu angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dibagi dengan
100. angka 100 diperoleh dari 250V dibagi 2.5
o Contoh : Saat
mengukur tegangan batu battery 1.5 V maka batas ukur kita atur pada
posisi 2.5V, jadi yang dipakai deretan skala 250. Misalnya jarum menunjuk
di posisi 150 berarti tagangan battery adalah 150/100 = 1.5 Volt
- Untuk mengukur tagangan AC langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu
tegangan AC ataUuDC
2)
Kita ukur tegangan AC.
3)
Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan
listrik PLN 220 Volt.
4) Saklar Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih
tinggi dari batas ukur, misal ke angka 250 Volt.
5) Tempelkan colok yang satu ke + dn yang lain ke - karena
yang akan diukur arus arusnya
bolak-balik.
6) Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk
angka 220, ini berarti tegangan PLN
disitu 220 Volt. Tentu saja skala yang dipakai adalah yang batas
kiri 0 dan batas kanan 250
d.
Cara mengukur Tegangan DC
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC .Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC .Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :
1) Perlu diperhatikan Batas Ukur, Pencolok merah (+) dan
pencolok hitam (-) , kutub positip ( + ) dan kutub negati ( - ).
2)
Arahkan saklar menunjuk ke DC Volt. Pengukuran yang
dikerjakan dalam keadaan arus mengalir
(pengukuran dinamis), Saklar pada angka 10.
3)
Waktu mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan
pada (+) dan colok hitam (-)
ditempatkan pada (-).
4)
Yang dibaca adalah skala 0-10. Misalnya menunjuk angka
1,5 , ini artinya tegangan arus = 1,5
Volt. Kalau saklar kita arahkan pada angka 50, maka saklar yang dibaca skala 0 - 50.
e.
Mengukur Kuat Arus DC
Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan terbuka.Langkah-langkahnya sbb ;
Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan terbuka.Langkah-langkahnya sbb ;
1) Alat ini hanya dapat digunakan untuk menukur kuat arus DC
saja. Kuat arusDC biasanya kecil. Karena itu alat ini hanya mencantumkan angka pengukuran
sampai 500 mA.
2) Mengukur kuat arus DC dilakukan dengan cara sambungan
seri dengan alatpemakai, misalnya lampu pijar. Saklar penunjuk diarahkan pada
DC mA dengan memperhatikan
batas ukur. Dipilih misalnyaangka 25.
3)
Disini kita mengukur dalam keadaan hubungan terbuka.
Karena itu putuskan hubungan.
4) Tempelkan colok merah pada kutub positip (+) dan
colokhitam (-) pada kutub negatip (-).
5)
Baca skala, jarum menunjuk pada angka berapa. itulah
hasil pengukurannya.
f.
Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang palingkanan (V/Ohm). Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V
(Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt – Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb.
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt – Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb.
Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat utk pengukuran,
misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal
terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda
overload/ melebihi skala) Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya
namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt
(Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka
hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1. MULTIMETER MANUAL
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya
dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya
rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan multimeter digital.
2. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital biasanya dipakai pada
penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi
sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang
memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan multimeter analog.
E. KESIMPULAN
Alat ukur elektronika adalah suatu alat yang dapat mengetahui besarnya nilai yang digunakan dalam sebuah alat ukur elektronika berdasarkan tingkat ketelitian tertentu.
Beberapa contoh alat-alat elektronika adalah sebagai berikut :
• Amperemeter
• Voltmeter
• Ohmmeter
• Multimeter
• Osiloskop
• Kapasitor
Masing-masing dari alat tersebut mempunyai kegunaan / fungsi yang berbeda-beda.
Amperemeter : Untuk mengukur arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC Alat
amper-meter ini mempunyai simbol A m, A-m, atau A•m dalam satuan SI, dan dapat
berupa alat ukur analog.
Voltmeter : untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Ohmmeter : alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus
listrik dalam suat konduktor.
Multimeter : untuk mengukur harga resistensi (tahanan),tegangan AC (Alternating
current),tegangan DC (Direct current), dan arus DC.
Osiloskop : alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Kapasitor : alat yang dapat menyimpan energi di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
F. SARAN
Mengukur menggunakan alat ukur elektronik mungkin menjadi sesuatu yang menakutkan
bagi sebagian orang.Hal-hal seperti ini harus dihilangkan karena hal tersebut dapat
menjadi kendala pada saat kita melakukan pengukuran.
Mengukur tidaklah susah jika kita tidak membuatnya susah.Yan harus kita perhatikanketika ingin memulai suatu pengukuran adalah bagaimana langkah-langkahnya atau
prosedur pengukuran tersebut.Apabila dalam melakukan suatu pengukuran kita telah
melaksanakannya sesuai prosedur,maka hasilnya pun akan sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
Maka dari itu,janganlah pernah takut untuk melakukan sebuah pengukuran
menggunaakan alat ukur elektronik.
Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi suatu referensi untuk kita untuk mulai mencoba
melekukan pengukuran menggunakan alat ukur elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Wahhh...keren juga nih pembahasan tentang multitester'a. klo mau lebih lengkap alat ukur listrik yang lain, bisa berkunjung ke Tridinamika Jaya Instrument.
BalasHapusThx...:D
izin copy untuk tugas
BalasHapus